RSS

Arsip Tag: kebutuhan

UPAH DAN KEPRIHATINAN GEREJA

Hati kami tersayat oleh rasa sedih yang mendalam, menyaksikan pemandangan yang memilukan: jutaan kaum buruh di sekian banyak negeri dan benua-benua akibat tidak layaknya upah, mereka terpaksa hidup bersama keluarga mereka dalam keadaan yang sama sekali tidak layak manusiawi… Di antara negeri-negeri itu kekayaan tak terduga besarnya, kemewahan yang tak terkendali pada kelompok kecil yang sangat beruntung, merupakan kontras yang tajam dan mengerikan sekali terhadap kemiskinan kebanyakan penduduknya yang sungguh keterlaluan. Diberbagai kawasan dunia orang-orang ditimpa oleh perampasan-perampasan yang tidak manusiawi. Di negeri-negeri lain persentase cukup besar penghasilan diserap dalam pembangunan “prestige nasional” dalam arti yang salah. Di negeri-negeri yang sudah maju perekonomiannya, jasa-jasa yang relatif tidak penting, dan jasa-jasa yang nilainya diragukan, sering mendapat imbalan yang tinggi sekali di luar segala proporsi, sedangkan kerja keras yang bermanfaat, dijalankan oleh jumlah amat besar orang-orang yang dengan jujur membanting tulang, mendapat imbalan yang kecil sekali. Upah yang mereka terima sama sekali tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok hidup. Upah itu sama sekali tidak sepadan dengan sumbangan mereka kepada kesejahteraan masyarakat, kepada keuntungan perusahaan tempat mereka bekerja, dan kepada ekonomi nasional pada umumnya.” (MM, art. 68-70). Apakah seruan keprihatinan moral ini mampu menggugah kesadaran nurani pihak-pihak penyandang modal atau pihak-pihak pemberi kerja? Apakah pertimbangan-pertimbangan moral dengan segala konsekuensinya – seperti terpapar di atas – juga menjadi referensi para pemberi kerja dalam berdiskusi dan akhirnya dalam memutuskan sebuah standart upah? Apakah memang benar bahwa dunia bisnis atau dunia kerja memiliki hukumnya sendiri yang terlepas dari pertimbangan-pertimbangan hukum moral kemanusiaan?

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 20, 2009 inci BURUH

 

Tag: , , , , , ,

AJARLAH AKU UNTUK MENGASIHI

(anonim)
Ada suatu waktu dalam hidupku ketika dalam doaku sehari-hari, aku minta segala sesuatu yang kuanggap paling wajar dan penting bagi hidupku: sukses, kekayaan, tentu saja, dan kenyamanan serta kebahagiaan; sekelompok sahabat; suatu rumah yang sejati; hidup bersenang-senang dalam kebahagiaan dan sukacita. Ambisi memerintah dalam jalan hidupku, saya ingin melakukan hal hal besar agar seluruh duniaku yang kecil dapat melihat, dan berbisik “luar biasa”.
Ya, Allah yang sabar, betapa butanya kami – sampai cambuk gembalaMu dengan pemurnian yang lembut membimbing kami kepada hal hal yang lebih baik.
Sekarang aku hanya mempunyai suatu permintaan, Tuhan: Ajarlah aku untuk mengasihi! Sungguh inilah kebutuhan saya yang terbesar dan satu-satunya. Read the rest of this entry »

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 4, 2009 inci ROHANI

 

Tag: , , , , , , , ,