RSS

SOLIDARITAS MENURUT YOH 6:1-14

19 Agu

Berhadapan dengan semakin merebaknya aneka bentuk permasalahan sosial, semakin mengedepan juga sikap-sikap yang cenderung apatis dan putus asa. Di Jawa Timur, apatisme dan keputus-asaan itu dengan sangat jelas ditunjukkan dengan nilai 35% untuk golput dan banyaknya surat suara yang rusak dan tidak sah dalam kesempatan pemilihan Gubernur tahun 2008. Dalam situasi semacam ini apa yang harus kita lakukan?

Mari kita belajar dari apa yang dilakukan oleh Yesus. Dalam perjalanan misinya, Yesus ternyata juga pernah menjumpai kondisi yang serupa. Contoh yang paling jelas dapat kita temukan dalam Yoh 6:1-14 (kisah Yesus memberi makan lima ribu orang). Kalau kisah ini kita baca dalam frame pemikiran Sidang Agung Gereja Katolik tahun 2005, maka sekurang-kurangnya kita dapat melukiskan tiga point penting yang terjadi pa saat itu.

1. POROS MASYARAKAT. Pada saat itu Yesus berhadapan dengan “orang banyak yang datang berbondong-bondong”. Apa yang hendak dikatakan dengan situasi ini? Yang hendak dikatakan adalah bahwa apa yang disebut “masyarakat” itu tidak ada. Definisi “masyarakat” kiranya merujuk pada adanya relasi yang saling kenal satu dengan yang lain, memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai, hidup dalam tatanan sosial, dan seterusnya. Sementara yang dihadapi oleh Yesus adalah kerumunan massa, yang berjumlah banyak, tidak jelas identitasnya, dan – ini yang membuat situasi semakin kacau – mereka berada dalam keadaan lapar dan tidak berdaya.

2. POROS PASAR ATAU MODAL. Dalam situasi kelaparan dan ketidak-berdayaan itu, tentu harapan pertama yang dapat dijadikan acuan adalah pasar. Tetapi ternyata poros pasar tak berfungsi. Dengan sangat jelas hal itu dapat kita simpulkan dari apa yang ditanyakan oleh Yesus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Dalam situasi ini, sikap putus asa dan tidak berdaya sekali lagi terungkap dalam diri Filipus: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekali pun masing-masing mendapat sepotong kecil saja”

3. POROS PEMERINTAH ATAU NEGARA. Peristiwa yang dituturkan oleh Yohanes ini terjadi di seberang danau Galilea. Itu berarti bahwa peristiwa ini terjadi jauh dari pusat pemerintahan, yaitu Yerusalem. Dengan demikian tidak mungkin mereka mengharapkan bantuan atau tindakan cepat dari pihak pemerintahan atau negara.

Kalau ketiga poros yang menjadi pilar bagi penanganan masalah sosial dan bagi terwujudnya tatanan hidup bersama yang ideal ternyata tidak dapat diandalkan lagi, pertanyaannya sekarang adalah: apa yang harus kita lakukan?

Jawabnya adalah “membangun iman dan solidaritas”. Ketidak-berdayaan dan keputus-asaan yang dihadapi oleh orang-orang yang mengikuti Yesus akhirnya menemukan point pencerahan karena hadirnya anak kecil yang rela memberikan “lima roti dan dua ikan” yang dibawanya. Saya yakin kita semua mengimani, bahwa Yesus dengan jati dirinya sebenarnya mampu mengatasi situasi itu. Tetapi Yesus sengaja menunggu ketulusan hati para pengikutnya untuk berani berbagi dengan sesamanya dan untuk membuktikan seberapa dalam iman yang mereka miliki.

Sumber inspirasi: J Pujosumarto Pr, Teologi Inkarnasi, Tim Sosialisasi SAGKI 2005 Keuskupan Surabaya

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Agustus 19, 2008 inci INSPIRASI KITAB SUCI

 

1 responses to “SOLIDARITAS MENURUT YOH 6:1-14

  1. zzzz

    September 8, 2008 at 11:47 am

    ok

     

Tinggalkan Balasan ke zzzz Batalkan balasan